PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN
Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan
dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik
pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum,
ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat
pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.
Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.
Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.
Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis,
Jepang dan beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham
masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik
keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan
perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh
banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas
perusahaan.
PENGUNGKAPAN SUKARELA
PENGUNGKAPAN SUKARELA
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki
dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan
saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir,
Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek
FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa
perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan
pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana
perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya
kepada para investor.
Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan
pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing)
dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba
mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi
ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang
saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk
memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat
waktu, lengkap dan akurat.
KETENTUAN PENGUNGKAPAN WAJIB
Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya
mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham
untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang
sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap
informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham
atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun
demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan
pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah
(yuridiksi).”
Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara
satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti
Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada
pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya,
perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di
beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider
trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan
penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak
ada.
PRAKTIK PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia
dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas,
transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan
kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian
dipusatkan pada:
1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:
(a) ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
(b) informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:
(a) ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
(b) informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
(c) laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di
masa depan. Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan
pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen.
Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari
paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31
perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman
menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.
2. Pengungkapan segmenPermintaan investor dan
analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen
industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para
analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data
laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada
sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga
membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini
membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih
baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh
terhadap keseluruhan perusahaan.
3. Laporan arus kas dan arus dana
IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat,
Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan
penyajian laporan arus kas.
4. Pengungkapan tanggung jawab sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa
tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan,
pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat
umum.
Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah
lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan
yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan
pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan
kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga
diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga
mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.
5. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan
keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan
Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus
untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik.
Pengungkapan yang dimaksud seperti :
1. ”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi
keuangan ke dalam mata uang nondomestik
2. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
3. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lainN
2. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
3. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lainN
Banyak perusahaan di negara-negara yang tidak
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga melakukan
penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke
dalam bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan
keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang diterima secara
lebih luas daripada standar domestik (khususnya IFRS atau GAAP AS)
atau yang sesuai dengan baik standar domestik maupun kelompok kedua
prinsip akuntansi.
PENGUNGKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat
internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah
perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara
para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang
untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola
perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang
saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan
peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola
perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor
dan analisIS
PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERN
World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai
saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang memainkan
peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business
Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan
keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh
software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan
dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi
mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat
menikmati manfaatnya
PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA PASAR BERKEMBANG
Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di
negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan
kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di
negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup
dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan
disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun
1997.
Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.
Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.
Namun demikian, permintaan investor atas informasi
mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara
pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons
terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang
lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan
aturan.
IMPLIKASI BAGI PARA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN PARA MANAJER
Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.
PELAPORAN
KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA
Definisi
Perubahan Harga
Untuk
memahami makna istilah perubahan harga (changing prices),
harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga
spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga
itu.
a.
Perubahan
harga umum
Suatu
perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh
barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya
beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation),
sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b.
Perubahan
harga spesifik
Perubahan
harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa
tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran.
Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi
awalnya jaang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi).
Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang
dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Nilai
aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang
dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi. Dari sudut
pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi:
a.
Proyeksi
keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
b.
Anggaran
yang menjadi dasar pengukuran kinerja
c.
Data
kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak
dapat dikendalikan.
Laba
yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan:
Kenaikan
dalam proporsi pajak.
• Permintaan
dividen lebih banyak dari pemegang saham.
• Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja.
• Tindakan
yang merugikan dari Negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak
keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan
untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam
daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca
laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja
operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi
mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1.
Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan
keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki
informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini.
2.
Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung
pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang
akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi
yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3.
Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh
perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha
menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut
Jenis
Penyesuaian Inflasi
- Penyesuaian tingkat harga umum (mata uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli).
- Penyesuaian biaya kini, yaitu pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
Sudut
Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
- Amerika Serikat
Pada
tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33 Berjudul
”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan
aktiva tetap yang bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva
lebih dari $1 miliar, untuk selama lima tahun mencoba melakukan
pengungkapan daya beli konstan biaya historis dan daya beli konstan
biaya kini. Pengungkapan ini lebih bersifat melengkapi dan bukan
menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar untuk leporan
keuangan utama.
Inggris
Komite Standar
Akuntans Inggris (Accounting
Standard Committee-ASC)
menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement
of Standard Accounting Practice-SSAP
16) “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada
bulan Maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam dua hal utama.
Pertama, apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan
biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini utnuk
pelaporan eksternal. Kedua, apabila penyesuaian inflasi AS berpusat
pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik
laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.
Standar
di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan, yaitu :
1.
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan
akun-akun pelengkap biaya historis.
2.
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3.
Menyajkan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang
dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Brazil
Inflasi seringkali
merupakan bagian lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin,
Eropa Timur, dan Asia Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan
hiperinflasi membuat inisiatif akuntansi inflasi bersifat instruktif.
Meskipu tidak lagi diwajibkan, akuntansi inflasi yang
direkomendasikan di Brazil hari ini mencerminkan dua kelompok pilihan
pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan Komisi Pengawas Pasar Modal
Brazil.
Penyesuaian
inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang
akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk
mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi aktiva
tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait,
serta akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi
kerugian yang terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari
modal, cadangan pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal
yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap
modal.
Penyesuaian
inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan
bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam
laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi moneter. Komisi
Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang lain untuk
perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik.
Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang
seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan
mata uang fungsionalnya.
Badan
Standar Akuntansi Internasional
IASB
telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasi
dalam mata uang local menjadi tidak berarti lagi dalam suatu
lingkungan yang mengalami hiperinflasi. IAS 29 yang membahas
Pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi mewajibkan (dan
bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang informasi laporan
keuangan utama. Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang
melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah
didasarkann pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini,
harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal
neraca.
Aturan ini juga
berlaku untuk angka-angka terkait pada periode sebelumnya. Keuntungan
atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau
aktiva moneter bersih dimasukkan ke dalam laba kini. Perusahaan yang
melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan:
1.
Fakta
bahwa penyajian ualng untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran
telah dilakukan.
2.
Kerangka
dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama
(yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini).
3.
Identitas
dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan
perubahannya selama periode pelaporan.
4.
Keuntungan
atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.
Isu-isu
Mengenai Inflasi
Terdapat
empat isu akuntansi inflasi yang cukup mengganggu, yaitu :
1.
Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih mengukur pengaruh
inflasi.
2.
Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
3.
Akuntansi inflasi luar negeri.
4.
Menghindari fenomena kejatuhan ganda.
Keuntungan
dan Kerugian Inflasi
Keuntungan atau
kerugian pos-pos moneter di Amerika Serikat ditentukan dengan
menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo awal dan akhir, serta
transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban moneter (termasuk utang
jangka panjang). Angka yang dihasilkam diungkapkan sebagai pos
terpisah. Perlakuan ini memeandang keuntungan dan kerugian pos-pos
moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain. Di
Inggris, keuntungan dan kerugian pos-pos moneter dipisahkan menjadi
modal kerja moneter dan mekanisme penyesuaian.
Pendekatan di Brazil
yang tidak lagi diwajibkan, tidak menyesuaikan aktiva dan kewajiban
kini secara eksplisit, karena jumlah-jumlah ini dinyatakan dalam hal
nilai yang dapat direalisasi.
Keuntungan
dan Kerugian Kepemilikan
Akuntansi untuk
biaya kini membagi total laba menjadi dua bagian: (1) laba operasi
(perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang
dikonsumsi) dan (2) keuntungan yang belum direlasisasi yang timbul
dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang
meningkat bersamaan dengan inflasi. Kenaikan dalam biaya penggantian
aktiva operasi (yaitu, proyeksi arus kas keluar yang lebih tinggi
untuk mengganti peraltan) bukanlah suatu keuntungan, baik itu
direalisasi atau tidak. Apabila laba berbasis biaya kini mengukur
perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka perubahan
biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya
merupakan revaluasi ekuitas pemilik, yang adalah bagian dari laba
yang harus disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal
fisiknya (kapasitas produktifnya). Aktifa yang dimiliki untuk
spekulasi, seperti lahan kosong atau surat berharga yang dapat
dipasarkan, tidak perlu diganti untuk mempertahankan kapasitas
produktif. Dengan demikian, jika penyesuaian biaya kini mencakup
pos-pos ini, kanaikan atau penurunan ekuivalen biaya (nilai) kininya
(hingga sebesar nilai yang dapat direalisasikan) harus dinyatakan
lengsung dalam laba.
Menghindari
Kejatuhan Ganda
Pada saat menyajikan
ulang akun-akun luar negeri terhadap inflasi di luar negeri,
seseorang harus berhati-hati untuk menghindari apa yang disebut
sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena inflasi local
langsung berpengaruh terhadap kurs yang digunakan dalam translasi.
Apabila teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik
antara laju inflasi internal suatu negara dan nilai eksternal mata
uangnya, bukti-bukti menunjukkan bahwa hubungan seperti ini jarang
sekali bertahan (paling tidak dalam jangka pendek). Dengan demikian,
ukuran penyesuaian yang terjadi untuk menghapuskan kejatuhan ganda
akan berbeda-beda tergantung pada sejauh mana kurs dan perbedaan
inflasi berhubungan secara negatif.
RANSLASI MATA UANG ASING (Akuntansi
Internasional)
A) Perbedaan translasi dan konversi antar mata uang
asing.
Translasi tidak sama dengan konversi. Translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca
yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai
ekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan
tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan
konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan
menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs nilai
tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang
dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama
dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat
jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank
dan perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan
pedagang professional. Dengan menyediakan tempat bagi para pembali
dan penjual mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi transfer
pembayaran internasional (contoh: dari importer kepada eksportir),
memungkinkan terjadinya pembelian atau penjualan internasional secara
kredit (contoh: letter of credit suatu bank yang memungkinkan barang
dikirimkan kepada pembeli yang belum dikenal sebelum dilakukan
pembayaran), dan meyediakan alat bagi para individu atau kalangan
usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko nilai mata uang yang
tidak stabil.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot,
forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot
umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja.
Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan
tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan
ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi
pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu
mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu
tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan
diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan
penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas
suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan
transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama
melindungi diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari
kurs nilai tukar valuta asing.
B) Istilah dalam translasi mata uang asing.
Translasi adalah penjabaran mata uang asing.
Translasi merupakan pertukaran mata uang asing (diatur oleh IAD
no.21)
- Translasi terjadi apabila perusahaan anak cabang telah signifikan, dan ada MNC (Multy National Corporete)
- Translasi merubah satuan yang berbeda-beda menjadi satuan uang.
translasi yang bermaun krus - Translasi merupakan proses penerjemahan bahasa pemograman ( source code) menjadikan sebuah file atau berupa tampilan lain. Proses Transalai meliputi istilah: Compile, Interpret, dan Link. Program aplikasi computer (perangkat lunak) yang biasa dikembangkan dapat berada dalam tiga bentuk:1. Source-code2. Intermediate-code3. Executable-codeAda Dua Proses Tahap Translasi :1. Translasi dari source-code ke intermediate-code2. Translasi dari intermediate-code ke executable-codeVariasi Pendekatan TranslasiPendekatan translasi program komputer dalam bentuk source-code ke executable-code :
1. Full-interpretation. Translasi dari source-code langsung ke executable-code dengan menggunakan sat tahap saja.2. Mixed. Translasi dari source-code ke intermediate-code bersifat compile (dihasilkan output file).
3. Full-compilation. Translasi dari source-code ke intermediate-code bersifat compile (output file ada). Translasi dari intermediate-code ke executable-code bersifat compile juga (output file ada).Kata ‘compile’ dipakai sebagai istilah translasi yang menghasilkan output file . Untuk selanjutnya, kata compile bermakna ‘translasi dari source-code ke intermediate-code (yang menghasilkan output file)’.Dalam praktek, pemakaian kata ini sangat sembarangan, bisa berarti apa.
- Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing.Perlakuan-perlakuan akuntansi menyebabkan penyesuaian-penyesuaian intemasional ini sama beragamnya dengan prosedur-prosedur translasi yang melatarbelakanginya. Karenanya, solusi-solusi yang masuk akal atas masalah bagaimana memperlakukan “keuntungan atau kerugian” translasi ini sangat dibutuhkan.Pendekatan-pendekatan atas akuntansi bagi penyesuaian translasi dimulai dari pendekatan deferral (penundaan) hingga pendekatan yang tidak mengharuskan penundaan sama sekali, dengan perlakuan-perlakuan hibrida diantara keduanya.Mayor deferal.Memasukkan penyesuaian-penyesuaian translasi dalam laba berjalan secara umum umum ditentang dengan alasan bahwa penyesuaian-penyesuaian tersebut hanyalah produk dari proses penyajian ulang. Yaitu, perubahan-perubahan dalam valuta domestik ekivalen dari aktiva bersih perusahaan anak di luar negeri “belum terealisasi”, tidak memiliki efek atas arus kas valuta lokal yang ditimbulkan oleh entitas di luar negeri yang mungkin sedang melakukan investasi ulang atau membayar kembali kepada perusahaan induk. Memasukkan penyesuaian-penyesuaian semacam itu dalam laba berjalan, dengan demikian, akan menyesatkan. Dalam situasi-situasi ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.Meskipun begitu, pendekatan deferral, mungkin ditentang dengan alasan bahwa nilai tukar tidak kembali ke keadaan semula dengan sendirinya. Bahkan jika hal itu terjadi, penyesuaian-penyesuaiati deferral atau transaksi akan didasari pada prediksi nilai tukar, upaya yang paling susah dalam praktik. Situasi-situasi bisa timbul dimana hasil-hasil operasi mengalami salah saji hanya karena kesalahan peramalan. Bagi beberapa pihak, penundaan kerugian atau keuntungan translasi menutupi perilaku perubahan nilai tukar; yaitu, perubahan-perubahan kurs merupakan fakta historis dan pemakai-pemalcai laporan keuanganakan terlayani dengan baik jika dampak-dampak fluktuasi nilai tukar dicatat ketika dampak-dampak ini muncul. Menurut FAS No. 8(paragraf 199), “Kurs selalu berfluktuasi; akuntansi seharusnya tidak memberi kesan bahwa kurs tersebut stabil”.Deferral dan Amortisasi. Beberapa pengamat menyukai penundaan keuntungan dan kerugian translasi dan mengamortisasikan penyesuaian-penyesuaian ini selama usia item-item neraca yang bersangkutan. Apresiasi marka terhadap dolar antar tanggal konsolidasi menghasilkan kerugian translasi. Berdasarkan asumsi bahwa biaya dari aset termasuk pengorbanan yang diperlukan untuk mengurangi dan menghapus kewajiban yang terkait, kerugian translasi akan diperlakukan sebagai bagian dari biaya aset yang bersangkutan dan diamortisasikan menjadi beban selama usia produktif aset Tersebut.No deferral. Pilihan ketiga dalam akuntansi bagi keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian atau keuntungan tersebut dalam laporan laba-rugi secepatnya. Penundaaan macam apapun dianggap semu dan menyesatkan. Selain itu, kriteria-kriteria penundaan dianggap tidak mungkin diimplementasikan dan secara internal tidak konsisten. Jadi, pendekatan tradisionalnya adalah mengakui kerugian dengan segera tetapi hanya mengakui keuntungan sejauh keuntungan tersebut telah terealisasi. Walaupun bersifat konservatif, penundaan keuntungan translasi semata-mata dilakukan karena keuntungan “menolak” bahwa perubahan kurs telah terjadi.Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba berjalan, sayangnya, berarti melibatkan elemen random dalam laba yang bisa mengakibatkan gejolak laba yang signifikan setiap kali nilai tukar berubah. Selain itu, memasukkan keuntungan dan kerugian “di atas kertas” semacam itu ke dalam laba yang dilaporkan bisa menyesatkan pembaca laporan keuangan, karena penyesuian-penyesuaian ini tidak selalu menyediakan informasi yang cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus kas perusahaan.
D) Pengaruh metode translasi mata uang asing
terhadap laporan keuangan.
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic. Pertama, kurs ini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs histories adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar histories. Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar histories dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koofisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar histories umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestic.
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic. Pertama, kurs ini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs histories adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar histories. Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar histories dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koofisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar histories umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestic.
1. Single Rate Method Berdasarkan pendekatan
translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap
oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili
pelaporan mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal
tempat dimana perusahaan afiliasi asing tersebut mentraksaksikan
urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal dari laporan
valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan
dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah
penggunaan metode kurs berlaku. Karena semua laporan keuangan valuta
asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi
ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya.
rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas
individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan- perkiraan luar
negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs berlaku.
- Multiple Rate MethodsMetode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi. 3 metode semacam itu akan dibahas berikut ini.
Metode berlaku-historis. Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan dengan kurs historis.
Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh.
Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi. Metode moneter-nonmoneter. Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.
Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya. Metode Temporal Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumiah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi (harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang ini. Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi yang digunakan untuk mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri berlangsung. Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa uang, piutang, dan hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban yang diukur pada harga uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal yang berkenaan dengan harga uang tersebut.
E) Evaluasi dan pemilihan metode translasi mata uang
asing.
Metode konversi mata uang
Diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode
konversi mata uang, yaitu :
- Metode Current/Non currentMetode ini merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi.2. Metode Monetary/non monetaryAsset moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.
- Metode temporalDengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).
- Metode Current rateMetode ini merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini direkomendasi oleh Ikatan Akuntan Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara luas digunakan oleh perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan kerugian. Variasi dari metode ini adalah mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.Sumber :1. Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.2. http://irsan90.wordpress.com/2012/03/26/translasi-mata-uang-asing/3. http://lhiyagemini.blogspot.com/2012/04/bab-7-resume-pelaporan-keuangan-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar