Perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000): 1. Situasi
Dahulu Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf
Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia
bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan
kegiatan niaga harus diatur. 2. Masa Peralihan: tahun 1960-an ditandai
pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS),
revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap
establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia
pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah
baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling
sering dibahas adalah corporate social responsibility. 3. Etika Bisnis
Lahir di AS: tahun 1970-an sejumlah filsuf mulai terlibat dalam
memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis
dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang
meliputi dunia bisnis di AS. 4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun
1980-an di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang
kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi
dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business
Ethics Network (EBEN). 5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun
1990-an tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah
dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for
Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
Kamis, 03 Januari 2013
Isu Etika Signifikan dalam dunia bisnis dan profesi
1. Benturan Kepentingan
Sumber : http://juliusdennypolii.blogspot.com/2007/09/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html
Perbedaan
kepentingan adalah situasi dimana seseorang kemungkinan tidak dapat
menentukan point bahwa ia mungkin akan termotivasi untuk melakukan suatu
tindakan dengan kepentingan berbeda dengan kepentingan yang seharusnya
mereka lakukan. Terdapat beberapa tipe dari perbedaan kepentingan,
seperti kenyataan, potensi, atau khayalan. Perbedaan kepentingan yang
sesungguhnya ketika mengambil suatu motivasi untuk melakukan aktivitas
yang tidak benar. Konflik perbedaan kepentingan potensial adalah situasi
yang ada ketika terdapat kesempatan untuk suatu keuntungan menjadi
bujukan untuk melakukan tindakan mendapatkan keuntungan lain. Perbedaan
kepentingan imaginary/ khayalan adalah figment imajinasi seseorang.
2. Etika Dalam Tempat Kerja
Kebebasan dan martabat dari seseorang, data pribadi dan property
- Perbedaan dari hak seseorang, hak tenaga kerja dan hak masyarakat/ public
- Prosedur yang pantas: pemberitahuan dan kandungan prosedur
- Pengujian terhadap penyalahgunaan substansi
- Gangguan, sexual dan sebaliknya
Perlakuan yang adil
- Diskriminasi : umur, gender, gaji
- Kebijakan yang adil
Kesehatan dan lingkungan kerja yang aman
- Harapan : beralasan, hak untuk tahu, stress, kehidupan keluarga, productivity
- Perhatian terhadap kualitas hidup : asap, kesehatan
- Lingkungan kerja yang ramah
Kemampuan untuk berlatih
- Blind loyalty
- Whistle blowing
3. Aktivitas bisnis internasional – masalah budaya
Ketika
suatu perusahaan beroperasi diluar pasar domestiknya, ada panduan yang
harus ditawarkan kepada para pegawainya, yang harus mencerminkan :
- seberapa sering operasi akan berpengaruh pada ekonomi local dan kebudayaan local
- apakah praktik asing yang berbeda, misalnya penyebarluasan, pemberian hadiah atau suap
- reaksi
terhadap perubahan stakeholders domestic dan khususnya stakeholders
utama, termasuk major customer (pelanggan utama) dan pasar modal
Perusahaan
multinasional akan memberiakn pengaruh signifikan terhadap kebudayaan
local, sehingga mereka harus berhati hati agar tidak memberikan pengaruh
buruk terhadap :
- Pasar tebaga kerja : tariff upah, ketersediaan tenaga kerja
- Bagan mentah dan input lainnya
- Politik dan proses legal
- Religius/ kepercayaan dan adat istiadat
Bila
mereka mengabaikan kepercayaan dan adapt istiadat setempat, maka
perusahaan dan para pekerjanya akan dituduh/ disalahkan terhadap
“cultural imperialism” dan akan mengalami kesulitan dalam menentukan
aktivirasnya di masa depan
Permasalahan budaya
Mungkin
permasalahan yang tersulit adalah ketika terjadi perbedaan nilai antara
stakeholder domestic dan Negara asing. Perbedaan tersebut dapat
meliputi:
- izin untuk melakukan suap
- penggunaan tenaga kerja dibawah umur/ anak anak
- penggunaan budak sebagai tenaga kerja
- kondisi tenaga kerja yang tidak sehat
- perlakuan terhadap wanita
- adanya penekanan rezim tertentu melalui lokasi operasi
- respek terhadap lingkungan
- perjanjian dengan anggota keluarga
4. Akuntabilitas sosial
Perusahaan
harus mengakui bahwa walaupun mereka adalah akuntan untuk shareholders
saja kini mereka harus meningkatkan rangenya menjadi lebih luas kepada
stakeholders. Untuk memperluas hal tersebut, saat ini telah terjadi
pergeseran paradigma yait dari akuntabilitas kepada shareholders menjadi
akuntabilitas kepada stakeholders. Akibatnya, perusahaan harus
meningkatkan perhatian dalam pengukuran, lebih dari sekedar laporan
keuangan untuk memuaskan para pemegang saham yang bervariasi, mengetahui
seberapa baik teknik manajemen bekerja dan apa yang harus dilaporkan
kepada board committee demi memenuhi pengungkapan dalam kontrak
perjanjian dan juga kepada public.
Beberapa
cara yang dapat digunakan untuk menjelaskan pengukuran dan aktivitas
audit dalam area audit dan akuntabilitas social, misalnya social
accounting dan social auditing; social performance reporting and audit,
corporate social responsibility accounting, corporate social performance
reporting and audit dan corporate ethical performance reporting and
audit.
5. Manajemen Krisis
Krisis
dapat diartikan sebagai suatu waktu yang tidak stabil atau pernyataan
tentang suatu pekerjaan dimana suatu perubahan yang sangat menentukan
menjadi tertunda. Krisis manajemen sebaiknya meliputi seni memindahkan
resiko dan ketidakpastian dalam rangka untuk mencapai pengendalian yang
lebih (melebihi tujuan dasar). Dasar fundamental manajemen krisis adalah
memahami empat fase krisis yaitu:
- Warnig (peringatan) pre krisis; deteksi
- Acute : - beberapa keurgain atau kerusakan telah terjadi, berapa banyak tambahan kerusakan yang mungkin terjadi tergantuk kepada kita
- mencoba untuk kendalikan krisis
- jika tidak bisa, cobalah untuk mempengaruhi dimana, kapan dan bagaimana krisis tersebut akan terjadi
- Chronic :- clean up dan recovery
- post mortem; self analysis
- rencana krisis manajemen selanjutnya
- dapat tetap hidup/ bertahan
- Resolution (penyelesaian) : Ketika keadaan telah membaik dan telah utuh kembali
Sumber : http://juliusdennypolii.blogspot.com/2007/09/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html
Etika Dalam Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
Sebelum
mengenal etika di dalam akuntansi keuangan dan manajemen, terlebih
dahulu mengetahui sedikit mengenai definisi dari Akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen
Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management Accountant (1994:30) yaitu: Penyatuan
bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang
digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan
pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya,
pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja,
pengamanan asset
Sedangkan
Akuntansi Keuangan yaitu bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan
penyiapan pelaporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham,
kredirtor, pemasok, serta pemerintah. Perbedaan akuntansi manajemen dan
akuntansi keuangan adalah sebagai berikut:
Didalam
suatu kegiatan terdapat kode etik atau sering kita sebut Etika. Hal ini
melandasi setiap kegiatan agar tidak berbuat seenaknya. Begitu pula
dalam akuntansi keuangan dan manajemen, kode etik bahkan di standarkan
agar setiap kegiatan akuntansi tetap berjalan sesuai dengan etika yang
ada. Kode etik dibuat untuk mengatur para akuntan agar melaksanakan
profesinya secara professional.
IMA (Institute of Management Accountants)
mengeluarkan suatu pernyataan yang menguraikan tentang standar
perilakuk etis akuntan manajemen. Standar tersebut sebagai berikut:
1. Kompetensi
akuntan manajemen bertanggung jawab untuk.
- Menjaga tingkat kompetensi profesional yang diperlukan dengan terus menerus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.
- Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hukum, peraturan, dan standar teknis yang berlaku.
- Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkat serta jelas setelah melakukan analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat dipercaya
2. Kerahasiaan
Akuntan manajemen bertanggun jawab untuk:
- Menahan diri untuk tidak mengungkapkan tanpa ijin informasi rahasia berkenaan dengan tugas-tugasnya, kecuali diharuskan secara hukum.
- Memberitahu bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang berkenaan dengan tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasiaan tersebut.
- Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang berkaitan dengan tugas-tugasnya untuk tujuan tidak etis dan sah baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga.
3. Integritas
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
- Menghindari konflik kepentingan aktual atau terlihat nyata dan mengingatkan semua pihak terhadap potensi konflik.
- Menahan diri dari keterlibatan berbagai aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan terhadap kemampuan mereka untuk melakukan tugasnya secara etis.
- Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat mempengaruhi mereka dalam bertugas.
- Menahan diri untuk tidak melakukian penggerogotan terhadap legitimasi organisasi dan tujuan-tujuan etis, baik secara pasif maupun aktif.
- Mengenali dan mengkomunikasikan berbagai batasan profesional atau kendala lainnya yang akan menghalangi munculnya penilaian yang bertanggung jawab atau kinerja sukses dari suatu aktivitas.
- Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian atau opini professional.
Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang merugikan profesi
4. Objektivitas
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
- Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif.
- Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat diharapkan mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan rekomendasi yang dikeluarkan.
5. Resolusi konfik etika
Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin menghadapi masalah dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak etis, atau dalam meyelesaikan konflik etika. Ketika menghadapi isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus mengiuti kebijakan yang ditetapkan organisasidalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini:
Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin menghadapi masalah dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak etis, atau dalam meyelesaikan konflik etika. Ketika menghadapi isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus mengiuti kebijakan yang ditetapkan organisasidalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini:
- Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika masalah itu melibatkan atasannya. Dalam kasus ini, masalah tersebut harus dilaporkan secepatnya kepada jenjang yang lebih tinggi berikutnya. Jika resolusi akhir yang memuaskan tidak dapat dicapai pada saat masalah diungkapkan, sampaikan masalah tersebut manajemen jenjang yang lebih tinggi.
- Jika atasan langsung merupakan kepala eksekutif pelaksana (CEO), atau setingkat wewenang untuk mengatasi mungkin berada di tangan suatu kelompok seperti komite audit, komite eksekutif, dewan direksi, dewan perwalian, atau pemilik. Berhubungan dengan jenjang di atas atasan langsung sebaiknya dilakukan dengan sepengetahuan atasan.
- Menjelaskan konsep-konsep yang relevan melalui diskusi rahasia dengan seorang penasihat yang objektif untuk mencapai pemahanan terhadap tindakan yang mungkin dilakukan
- Jika konflik ektika masih ada setelah dilakukan tinjauan terhadapa semua jenjang, akuntan manajemen mungkin tidak mempunyai jalan lain kecuali mengundurkan diri dari organisasi dan memberikan memo yang informatif kepada perwakilan organisasi yang ditunjuk.
- Kecuali jika diperintah secara hukum, mengkomunikasikan masalah tersebut kepada berbagai otoritas atau individu yang tidak ada hubungan dengan organisasi bukanlah pertimbangan yang tepat.
WHISTLE BLOWING
Whistle
blowing merupakan suatu tindakan-tindakan seseorang yang membeberkan
fakta-fakta rahasia kepada publik atau otoritas berwenang tentang sebuah
kebohongan atau aktivitas ilegal yang melibatkan sebuah perusahaan,
organisasi bahkan pemerintahan suatu negara yang berhubungan dengan
kepentingan orang banyak dan biasanya sering melibatkan urusan politik.
Dalang atau orang yang melakukan semua tindakan tersebut dinamakan
Whistle blower.
Wistle blowing terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Whistle blowing internal
Terjadi
ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan karyawan
kemudian melaporkan kecurangan tersebut kepada atasannya.
2. Whistle blowing eksternal
Terjadi
ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh
perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu
akan merugikan masyarakat.
CREATIVE ACCOUNTING
Creative
Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan
kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar,
teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan
(Amat, Blake dan Dowd, 1999)
Sedangkan
menurut Naser [1993] dalam Amat et.al. [1999] medefinisikan creative
accounting sebagai berikut: The process of manipulating accounting
figures by taking advantage of loopholes in accounting rules and the
choice of measurement and disclosure practices in them to transform
financial statements from what they should be, to what prepares would
prefer to see reported, …..and The process by which transactions are
structured so as to produce the required accounting results rather than
reporing transaction in neutral and consistent way.
Lalu
menurut Stolowy dan Breton [2000] menyebut creative accounting
merupakan bagian dari accounting manipulation yang terdiri dari
earning management, income smoothing dan creative accounting itu
sendiri.
Dari ketiga
definisi diatas dapat di simpulkan bahwa creative accounting adalah
kegiatan memanipulasi laporan keuangan untuk mengambil keuntungan dari
celah di dalam peraturan akuntansi.
FRAUD ( KECURANGAN )
Secara
umum fraud merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompoknya yang secara langsung
merugikan pihak lain. Orang awam seringkali mengasumsikan secara sempit
bahwa fraud sebagai tindak pidana atau perbuatan korupsi.
FRAUD AUDITING (AUDIT KECURANGAN)
Upaya
untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi
komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan
transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai
auditor yang terlatih dan kriminal investigator.
Langganan:
Postingan (Atom)