ANALISIS
KINERJA KEUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PT. UNITED TRACTORS (PERSERO), TBK PERIODE 2009-2011.”
Siti Amaliyah
Early Armein Thahar, SE., MM
ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dalam bentuk
rasio-rasio keuangan terhadap harga saham PT. United Tractors (Persero), Tbk Periode 2009-2011 dalam bentuk laporan keuangan triwulanan. Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis adalah
dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu menggunakan data sekunder yang
telah diolah dan dipublikasikan. Adapun data-data yang diperoleh penulis
berasal dari situs resmi IDX dan PT. United Tractors. Untuk mengetahui hubungan kedua
variabel yang di uji penulis menggunakan metode statistik diantaranya analisis koefisien korelasi sederhana, pengujian hipotesa dan regresi linier berganda. Dengan menguji data dan
menganalisisnya dapat diperoleh informasi bahwa ROI memiliki pengaruh yang positif dan kuat terhadap harga saham, ROE memiliki pengaruh yang negatif dan lemah, NPM memiliki pengaruh yang negatif dan kuat serta PER memiliki
hubungan positif dan dan lemah. Berdasarkan untuk
uji koefisien secara bersama-sama (Uji-F) diperoleh kesimpulan bahwa keempat variabel bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan terhadap
harga saham.
Kata
Kunci : Analisis Pengaruh, kinerja
keuangan, dan harga saham
PENDAHULUAN
Salah satu cara perusahaan
mendapatkan dana adalah melalui pasar modal. Pasar modal merupakan sumber utama
bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah besar dan dalam jangka
waktu panjang. Seiring dengan banyaknya perusahaan yang membutuhkan dana
tambahan modal dari pihak luar, sehingga mereka melakukan penawaran bagi pihak
luar untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Untuk memperoleh
modal dari penjualan saham maka perusahaan harus mencatatkan efeknya dipasar
modal melalui proses go public. Perusahaan yang telah go public berarti
perusahaan tersebut merupakan milik masyarakat umum dimana sebagian
surat berharganya (saham atau obligasi) diperjualbelikan di pasar modal,
maka perusahaan yang bersangkutan berkewajiban untuk memeberikan informasi
penting bagi calon-calon investor. Informasi
penting yang dinilai investor adalah kinerja perusahaan. Semakin baik kinerja
perusahaan maka harga sahamnya akan lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif antara kinerja keuangan
dengan harga sahamnya. Kinerja keuangan merupakan ukuran yang paling umum
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan dapat
menggunakan analisa laporan keuangan,
karena dari laporan keuangan inilah dapat dilihat secara tersurat kinerja dari
suatu perusahaan. Melalui analisis laporan keuangan dihasilkan informasi
tentang penilaian dan keadaan keuangan suatu perusahaan, baik yang telah lampau
atau saat sekarang serta ekspektasinya di masa depan bagi para investor.
Para investor baik dari luar
maupun dalam negeri harus memperhatikan resiko yang berkaitan dengan
kepemilikan saham karena resiko investasi pada saham pada dasarnya sangat
tinggi, selain bertujuan untuk memperoleh keuntungan berupa deviden kas,
investor juga mengharapkan kenaikan harga saham berupa capital gain. Hal
ini disebabkan harga saham yang sangat fluktuatif. Pada suatu saat perusahaan
mungkin tidak dapat membagikan deviden dikarenakan perusahaan mengalami
kerugian sehingga dalam menanamkan modalnya, para investor harus
mempertimbangkan secara matang di perusahaan mana dana tersebut akan
ditanamkan. Oleh karena itu, perusahaan yang dipilih tentu saja adalah
perusahaan yang sehat dan menghasilkan kinerja yang baik, karena itulah
analisis kinerja perusahaan perlu dilakukan.
Salah satu perusahaan yang
telah go public adalah PT. United
Tractors yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT. Astra International Tbk.
Perusahaan ini merupakan distributor alat berat di Indonesia selain itu juga
berperan aktif di bidang kontraktor penambangan dan pertambangan batubara. Perluasan bisnis ini
merupakan hasil dari suatu kinerja yang baik yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut. Secara umum, semakin baik kinerja suatu perusahaan semakin tinggi
laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang
saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik. Meskipun demikian
saham yang memiliki kinerja baik sekalipun, harganya bisa saja turun karena
keadaan pasar.
KAJIAN TEORI
“Kinerja keuangan adalah
tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan”
(Simanjuntak, 2005 ; 1).
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, pengertian
kinerja perusahaan adalah Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan
sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar ukuran yang lain seperti imbalan
investasi (return of investment) atau penghasilan per saham (earning
per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan
bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan
beban, dan karenanya juga penghasilan yang bersih (laba), tergantung sebagian
pada konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan
laporan keuangannya (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007 ; 17).
“Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi
yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi,
suatu pameran umum keterampilan” (Whitmore, 2005 ; 104).
Jadi, dari beberapa definisi
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja (Performance) perusahaan adalah hasil
dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen untuk
mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Pemanfaatan sumber daya
yang ada secara maksimal dapat mencerminkan keberhasilan sebuah pekerjaan yang
lebih baik yang berasal dari kombinasi kemampuan dan pelaksaan fungsi sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
Apabila penilaian kinerja
perusahaan buruk maka asumsi yang diterima oleh masyarakat tentang perusahaan
itupun pasti buruk. Begitu pula sebaliknya, apabila kinerja perusahaan baik
maka asumsi yang diterima juga baik.
Analisis rasio keuangan
merupakan alat utama dalam menganalisis laporan keuangan, karena analisis dapat
digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang kondisi keuangan
perusahaan. Melalui laporan keuangan yang merupakan alat yang sangat penting
untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan posisi keuangan dan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan. Data keuangan
tersebut akan lebih berarti lagi bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila
data tersebut diperbandingkan dengan dua periode atau lebih, dan dianalisis
lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang mendukung pengambilan
keputusan.
“Peralatan untuk memahami
laporan keuangan (khususnya neraca dan laba-rugi)” (Mardiyanto, 2009 ; 51).
“Pengertian rasio itu
sebenarnya hanyalah “Alat” yang dinyatakan dalam aritmatikal yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara 2 macam data finansial”(Riyanto,
2006 ; 253).
Dari pengertian diatas maka
dapat disimpulkan bahwa analisa rasio merupakan suatu cara untuk menganalisa
hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan, lalu hasil dan
analisanya dapat digunakan sebagai dasar untuk menginterprestasikan kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan.
“Saham merupakan surat berharga
yang bersifat kepemilkkan. Artinya si pemilik saham merupakan pemilik
perusahaam. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula kekuasaannya
di perusahaan tersebut”(Kasmir, 2008 ; 209).
METODE
PENELITIAN
Metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti adalah Metode Deskriptif dan Metode Asosiatif, di mana
Metode Deskriptif di mulai dari menyusun dan mengklasifikasikan data yang telah
dikumpulkan, menganalisanya, dan kemudian menginterprestasikannya secara
deskriptif untuk memberikan gambaran tentang fakta-fakta yang ada, dan Metode
Asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih.
PEMBAHASAN
Analis
Perhitungan Rasio Profitabilitas
Setelah
melakukan perhitungan pada rasio profitabilitas terhadap laporan keuangan PT.
United Tractors Tbk diperoleh besarnya ROI, ROE dan NPM setiap triwulan periode
2009-2011 seperti pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1
PT. United
Tractors Tbk
Daftar Rasio
Profitabilitas
Periode 2009-2011
Tahun
|
Periode
|
Rasio Profitabilitas
|
ROI (%)
|
ROE (%)
|
NPM (%)
|
2009
|
I
|
3.57
|
6.79
|
11.66
|
II
|
8.42
|
15.22
|
13.50
|
III
|
12.67
|
22.11
|
13.91
|
IV
|
15.64
|
27.58
|
13.06
|
2010
|
I
|
3.59
|
6.15
|
10.41
|
II
|
6.82
|
12.90
|
10.44
|
III
|
10.66
|
18.83
|
10.64
|
IV
|
13.04
|
24.00
|
13.38
|
2011
|
I
|
4.04
|
7.43
|
10.25
|
II
|
6.23
|
10.22
|
9.91
|
III
|
9.85
|
16.34
|
10.94
|
IV
|
12.70
|
21.45
|
10.72
|
Sumber : Data diolah
berdasarkan Laporan Keuangan Triwulanan PT. United Tractors (persero), Tbk
Periode 2009-2011
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat dilihat bahwa rasio
profitabilitas baik ROI, ROE maupun NPM memiliki kecenderungan yang sama yaitu
besarnya profitabilitas kecil pada triwulan pertama dan berangsur – angsur
mengalami kenaikan ditriwulan berikutnya sampai puncaknya pada triwulan ke
empat atau triwulan penutupan. Kecilnya profitabilitas disetiap awal periode
disebabkan konsumen atau pelanggan diawal tahun belum melakukan kegiatan bisnis
secara maksimal sehingga hal ini akan mempengaruhi pendapatan laba yang diterima oleh perusahaan sehingga harga
saham pada awal triwulan lebih kecil dibandingkan triwulan berikutnya. Sehingga
kondisi ini mengakibatkan harga saham kecil pada awal triwulan yang kemudian
akan ditutup dengan harga saham yang tinggi.
Rasio profitabilitas yang terjadi pada PT. United Tractors (Persero), Tbk
tahun 2009-2011 mengalami penurunan. Penurunan rasio profitabilitas pada PT. United
Tractors (Persero), Tbk dikarenakan kinerja keuangan perusahaan
yang kurang baik dan berbagai faktor eksternal lainnya diantaranya situasi
perekonomian yang kurang baik disebabkan
adanya krisis global yang sangat berdampak buruk bagi semua industri didunia
sehingga mengakibatkan harga saham PT. United Tractors (Persero), Tbk menurun
serta keadaan keamanan nasional maupun
internasional yang selalu timbul adanya
peperangan dan teroris didalam negri maupun diluar negri yang berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan
investor dalam menanamkan modalnya, yang dapat mengakibatkan pasar bereaksi
negatif terhadap saham PT. United Tractors (Persero), Tbk
sehingga harga saham menjadi turun.
Analisa Price Earning Ratio
Tabel 2
PT. United Tractors Tbk
Daftar Price Earning Ratio
Periode 2009-2011
Tahun
|
Price Earning Ratio (PER)
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
2009
|
27.66 kali
|
17.67 kali
|
17.51 kali
|
13.51 kali
|
2010
|
67.22 kali
|
33.07 kali
|
22.98 kali
|
20.45 kali
|
2011
|
55.64 kali
|
33.29 kali
|
17.74 kali
|
15.90 kali
|
Sumber : Data diolah
berdasarkan Laporan Keuangan Triwulanan PT. United Tractors (persero), Tbk Periode 2009-2011
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat dilihat bahwa PER yang terjadi
pada PT. United Tractors (Persero), Tbk pada tahun 2009-2011 memiliki
kecenderungan dimana nilai PER tinggi ditriwulan pertama dan berangsur angsur
menurun sampai triwulan keempat atau triwulan penutupan. PER yang tinggi
menandakan kinerja perusahaan yang belum maksimal. Hal ini erat hubungannya
dengan pendapatan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Semakin kecil laba
yang dihasilkan maka nilai PER semakin tinggi. PER yang tinggi diawal triwulan
disebabkan aktivitas perusahaan yang belum maksimal sehingga laba yang
dihasilkan belum meningkat.
Untuk tiap triwulan PER pada tahun 2010 mengalami peningkatan dibanding
dengan tahun 2009 dan pada tahun 2011 PER mengalami penurunan dari tahun 2010
tetapi tetap lebih besar dari PER tahun 2009. Peningkatan dan penurunan PER
berdampak pada EPS ( earning per share) atau
laba yang dibagikan kepada para pemegang saham. Semakin tinggi laba bersih per
lembar saham maka semakin kecil nilai PER. Semakin rendah PER suatu saham maka
semakin baik atau murah harganya untuk diivestasikan. Penurunan PER sangat
menguntungkan investor dan perusahaan dianggap memiliki kinerja yang baik.
Sebaliknya semakin tinggi nilai PER maka semakin sedikit investor yang tertarik
untuk berinvestasi karena harga saham lebih mahal tetapi tidak sebanding dengan
laba per lembar saham yang akan diterima perusahaan. Jadi semakin kecil nilai price earning ratio maka semakin baik
pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin
baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor untuk membeli
saham tersebut.
Perhitungan
Korelasi Sederhana
Perhitungan korelasi sederhana bertujuan
untuk mencari kekuatan signifikansi dan arah hubungan antara dua variabel.
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara rasio
profitabilitas yang terdiri dari
Return On Investment (ROI), Return On
Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM)
serta price earning
ratio (PER) sebagai variabel bebas (X) terhadap harga
saham variabel terikat (Y).
Koefisien masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :
a.
Hubungan korelasi (r)
antara Return On Investment (ROI) (X1) terhadap harga saham
(Y) sebesar 0.230,
yang berarti antara ROI (X1) terhadap harga saham (Y) memiliki
hubungan positif dan lemah artinya
ROI naik maka maka harga saham akan ikut naik dan sebalinya ROI turun maka
harga saham akan turun tetapi kenaikan dan penurunannya tidak secara
signifikan.
b.
Hubungan korelasi (r)
antara Return On Equity (ROE) (X2) terhadap harga saham (Y)
sebesar 0.194, yang berarti antara
ROE (X2) terhadap harga saham (Y) memiliki hubungan positif dan sangat lemah artinya ROE naik maka maka harga saham akan ikut naik
dan sebaliknya ROE turun maka harga saham akan turun tetapi kenaikan dan
penurunannya tidak secara signifikan.
c.
Hubungan korelasi (r)
antara Net Profit Margin
(NPM) (X3) terhadap harga saham (Y)
sebesar -0.666, yang berarti antara
NPM (X3) terhadap harga saham (Y) memiliki hubungan negatif dan kuat artinya antara NPM dengan harga saham tidak searah,
semakin besar nilai NPM maka semakin kecil pula harga saham dan sebaliknya
semakin kecil nilai NPM maka semakin besar harga saham.
d.
Hubungan korelasi (r)
antara Price Earning Share
(PER) (X4) terhadap harga saham (Y)
sebesar 0.093, yang berarti antara
PER (X4) terhadap harga saham (Y) memiliki hubungan positif dan dan
sangat lemah, artinya kenaikan dan penurunan nilai PER akan diikuti oleh
kenaikan dan penurunan harga saham tetapi tidak secara signifikan.
Analisis
Pengujian Hipotesis
a.
R2 / R-Square (Koefisien Determinasi)
Koefisien
Determinasi atau Uji R2 mengukur sejauh mana kemampuan model dalam
menerangkan variabel terikat.
Tingkat ketepatan suatu garis regresi dapat diketahui dari besar kecilnya
koefisien determinasi atau koefisien R2 (R-Square). Nilai koefisien R2 dalam
analisis regresi dapat digunakan sebagai ukuran untuk menyatakan kecocokan
garis regresi yang telah diperoleh, semakin besar nilai R2(R-square)
maka semakin kuat model regresi yang diperoleh untuk menerangkan kondisi yang
sebenarnya. Dari hasil penelitian diperoleh adjusted R-Square sebesar 0.801
artinya 80.10% variabel perubahan harga saham dipengaruhi oleh variabel ROI,
ROE, NPM, PER dan sisanya sebesar 19.90% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
seperti kondisi bisnis dalam negeri maupun luar negeri, kondisi keamanan dan situasi
politik, serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat
dalam menginvestasikan dananya.
b. Uji
F/Anova
Analisis
Anova berguna untuk menentukan apakah model penaksiran yang kita gunakan tepat
atau tidak dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara
bersama-sama variabel bebas terhadap variable terikat, yaitu dengan
membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan
5% Berikut adalah table Uji F yang diolah dengan menggunakan
alat satistik SPSS versi 17.0
Pengujian hipotesa untuk uji ini adalah
secara bersama-sama, yaitu :
H0
= Tidak terdapat hubungan signifikan antara
variabel bebas (ROI, ROE, NPM, PER) secara bersama-sama terhadap variabel terikat
(harga saham)
H1 = Terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas
(ROI, ROE, NPM, PER) secara bersama-sama terhadap variable terikat (harga saham)
Fhitung 12.074
> Ftabel 4.120 atau SigF 0.003
< 0,05, artinya H0 ditolak yang berarti terdapat hubungan
yang signifikan secara bersama-sama antara kinerja perusahaan yang diwakilkan
dengan ROI, ROE, NPM
dan PER terhadap harga saham.
Perhitungan Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier
berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel bebas (X1,X2,X3,X4)
dengan variabel terikat, apakah masing-masing variabel bebas berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apakah
nilai dari variabel bebas mengalami kenaikan atau penurunan. data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Berikut ini tabel koefisien regresi yang menunjukan
besarnya perubahan pada variabel dependent (Y) yang diakibatkan oleh adanya
perubahan variabel independent yang masuk dalam model atau tabel yang
menggambarkan hubungan antara harga saham sebagai variabel terikat dengan
variabel-variabel yang mempengaruhinya.
Y = 45017.925 +5668.769X1
– 2578.420X2 – 3497.923X3 + 112.213X4
Sesuai dengan persamaan regresi yang telah diperoleh,
maka model regresi diatas dapat diinterperstasikan sebagai berikut :
1.
Nilai koefisien konstanta sebesar 45017.925, artinya
apabila ROI (X1),
ROE (X2), NPM (X3) dan PER (X4) bernilai 0 atau
kinerja perusahaan sedang tidak baik, maka harga saham akan bernilai Positif sebesar Rp 45017.925. Signifikansi koefisien konstanta
sebesar 0.002 lebih kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa konstanta mempengaruhi
harga saham secara signifikan. Faktor – faktor ini meliputi kondisi
perekonomian dalam negeri maupun perekonomian global, kondisi keamanan dalam negeri
mengenai teroris dan terjadinya bencana alam.
2.
Koefisien untuk variabel ROI(X1) sebesar 5668.769, artinya apabila rasio profitabilitas
mengalami peningkatan 1% dengan
asumsi variabel independen lainnya tetap, maka harga saham akan naik sebesar
Rp.5668,769. Signifikansi ROI sebesar 0.033 lebih kecil dari 0.05 menunjukkan
bahwa ROI mempengaruhi harga saham secara signifikan.
3.
Koefisien untuk variabel ROE (X2) sebesar -2578.420, artinya apabila nilai ROE mengalami kenaikan 1% dengan asumsi variabel
independen lainnya tetap, maka harga saham akan turun sebesar Rp 2.578,420. Signifikansi
ROE sebesar 0.072 lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa ROE mempengaruhi
harga saham tidak signifikan.
4.
Koefisien untuk variabel NPM (X3) sebesar -3497.923, artinya apabila nilai NPM mengalami peningkatan 1% dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap, maka harga saham akan turun sebesar Rp 3.497,923.
Signifikansi NPM sebesar 0.001 lebih kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa ROE
mempengaruhi harga saham secara signifikan.
5.
Koefisien untuk variabel PER (X4) sebesar 112.213, artinya apabila nilai PER mengalami peningkatan 1% dengan asumsi
variabel independen lainnya tetap, maka harga saham akan turun sebesar Rp 112,213. Signifikansi
PER sebesar 0.201 lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa PER mempengaruhi
harga saham tidak signifikan.
RANGKUMAN HASIL
PENELITIAN
Analisa Rasio Profitabilitas dan PER
Perusahaan
Secara keseluruhan rasio profitabilitas pada PT. United Tractors (persero),
Tbk pada tahun 2009-2011 mengalami penurunan. Terjadinya penurunan rasio
profitabilitas pada PT. United Tractors (Persero), Tbk dikarenakan
kinerja keuangan perusahaan yang menurun dan berbagai faktor eksternal lainnya
diantaranya situasi perekonomian yang kurang baik yaitu adanya krisis global yang sangat berdampak buruk bagi semua industri didunia, termasuk perusahaan besar di Indonesia
salah satunya PT. United Tractors Tbk yang mengalami dampaknya, serta keadaan
keamanan nasional maupun internasional yang selalu timbul adanya peperangan dan teroris didalam negeri
maupun diluar negri yang berpengaruh
terhadap tingkat kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya, yang dapat
mengakibatkan pasar bereaksi negatif terhadap saham PT. United Tractors (Persero), Tbk
sehingga harga saham menjadi turun. Selain itu faktor awal tahun secara tidak
langsung mempengaruhi penurunan profitabiltas suatu perusahaan karena konsumen
atau pelanggan diawal tahun belum melakukan kegiatan bisnis secara maksimal
sehingga hal ini akan mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh perusahaan
tersebut.
PER pada tahun 2010 mengalami peningkatan dibanding dengan tahun 2009.
Pada tahun 2011 PER mengalami penurunan dari tahun 2010 tetapi tetap lebih
besar dari PER tahun 2009. Berdasarkan perhitungan PER PT. United Tractors (Persero), Tbk
pada tahun 2009-2011 tiap triwulannya mengalami penurunan. Penurunan
PER memiliki dampak yang positif bagi para
investor karena semakin kecil nilai PER maka semakin besar peluang
investor untuk menamkan modalnya. Jadi semakin kecil nilai PER maka semakin
tertarik pula investor untuk berinvestasi dan semakin banyak investor yang
berminat maka akan mengakibatkan harga saham membumbung tinggi.
Analisa Korelasi, Uji Hipotesa dan Regresi
Linear Berganda
1. Analisa Korelasi Sederhana
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi
sederhana maka didapatkan bahwa untuk semua variabel yaitu ROI, ROE, NPM dan
PER berkorelasi terhadap harga saham. Dimana ROI memiliki hubungan positif dan
lemah, ROE memiliki hubungan positif dan sangat lemah, NPM memiliki hubungan
negatif dan kuat serta PER yang memiliki hubungan positif dan sangat lemah.
2. Analisa
Uji Hipotesa
Berdasarkan
hasil perhitungan uji hipotesa maka didapatkan bahwa terdapat hubungan
signifikan antara variabel bebas (ROI, ROE, NPM, PER) secara bersama-sama
terhadap variabel terikat (harga saham).
3. Analisa
Regresi Linear Berganda
Berdasarkan
hasil perhitungan regresi linear berganda maka dapat disimpulkan bahwa tidak
semua variabel yaitu ROI, ROE, NPM dan PER berpengaruh positif terhadap harga
saham. Dimana ROI berpengaruh positif dan signifikan, ROE berpengaruh negatif
dan tidak signifikan, NPM berpengaruh negatif dan signifikan sedangkan PER
berpengaruh positif dan tidak signifikan.
KESIMUPLAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah melakukan berbagai
pengujian, maka dapat diperoleh hasil bahwa kinerja keuangan PT. United
Tractors (Persero), Tbk. selama periode 2009-2011 mengalami penurunan tetapi
meskipun terjadi penurunan perusahaan
tetap memiliki kinerja perusahaan yang bisa dikatakan cukup baik. Rasio
profitabilitas ROI dan NMP mempengaruhi harga saham secara signifikan sedangkan
ROE dan NPM tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap harga saham. Sehingga
dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan tidak sepenuhnya mempengaruhi harga
saham. Selain faktor kinerja perusahaan, faktor ekternal mempengaruhi secara
signifikan terhadap perubahan harga saham seperti kondisi perekonomian
Indonesia maupun internasional, kondisi alam Indonesia yang tidak stabil
sehingga sewaktu – waktu terjadi bencana alam dan kondisi keamana Indonesia
dengan maraknya kasus terorisme selain itu juga kondisi politik Indonesia
secara tidak langsung mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan yang ada penulis mengemukakan saran-saran yang mungkin dapat
bermanfaat bagi perusahaan, diantaranya yaitu :
1.
Bagi perusahaan agar
lebih meningkatkan rasio profitabilitas dan laba per lembar saham, hal ini di
perlukan agar para investor semakin
tertarik untuk menanamkan modalnya.
2.
Bagi para investor
untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham selain kinerja perusahaan
melalui laporan keuangan sebagai dasar pertimbangan keputusan investasi yaitu perlu mempertimbangkan
faktor-faktor ekstern diantaranya tingkat suku bunga, situasi bisnis global dan nasional,
keadaan politik, situasi dan keamanan nasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Baridwan,
Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi
7. BPFE, Yogyakarta
Briham
and Houston. 2010. Dasar–dasar Manajemen
Keuangan. Edisi 11. Salemba 4, Jakarta
Riyanto,
Bambang. 2006. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Fakultas Ekonomi UGM,
Yogyakarta
Ikatan Akuntan
Indonesia. 2007. Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir.
2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Rajawi Pers, Jakarta
Priyatno, Duwi.2010.Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Cetakan Pertama.
MediaKom, Yogyakarta
Simanjuntak,
Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi
Kinerja. Jakarta : Lembaga Penerbit FE.UI
www.idx.co.id
www.Unitedtractors.co.id